Laporan PPTK


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang

Sektor Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Utara diharapkan mampu menjadi prime mover pembangunan ekonomi daerah, maka dari itu perlu dilakukan upaya-upaya nyata antara lain yaitu pengembangan kelembagaan serta kebijakan sesuai kondisi yang berkembang di tingkat bawah, pengelolaan sumberdaya perikanan pesisir, pengembangan usaha mikro bidang perikanan dan pembangunan prasarana perikanan serta membangun pasar seluas-luasnya.
Dalam era desentralisasi dimana pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada daerah untuk mewujudkan daerah otonomi memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam setiap langkah pembangunan. Dalam lingkup otonomi daerah saat ini, pengelolan keuangan baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah perlu disinergikan dan terintegrasi serta disempurnakan serta bertahap sesuai dengan kekuatan (Streangths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Oppourtunities) serta ancaman (Threats) pada setiap daerah. Pemberian bantuan dana, sarana dan prasarana diharapkan dan diarahkan untuk memperkuat  kemampuan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pelayanan kepada masyarakat dan pengembangan ekonomi daerah, sehingga arah kebijakan ekonomi dan pembangunan daerah yang relevan dengan upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat yang memiliki daya saing dan berkelanjutan (berwawasan lingkungan). 
Perairan Kabupaten Lombok Utara secara geografis termasuk dalam lingkup kaya akan sumberdaya perikanan dan merupakan daerah sebaran terumbu karang (coral reef) dan padang lamun (segrass) yang merupakan ciri dari daerah tropis (tempat biota ekonomis perikanan berasosiasi). Sebagian besar nelayan baik yang berasal dari wilayah Lombok Utara dari daerah lainnya memanfaatkan perairan Lombok Utara sebagai daerah penangkapan ikan (fishing ground) karena merupakan tempat berkumpul dan berkembangbiaknya ikan sekaligus sebagai alur migrasi ikan dari Laut Pasifik ke Samudra Indonesia. Disamping itu Kabupaten Lombok Utara memiliki 3 (tiga) buah gugus pulau yang terkenal dengan sebutan Gili Matra (Meno, Air dan Trawangan). Pemanfaatan sumberdaya laut sudah berkembang terutama dalam kegiatan penangkapan, sementara dalam usaha budidaya rumput laut sudah dikembangkan oleh nelayan di pesisir Lombok Utara yaitu sekitar tahun 1980 –an, tetapi pada waktu tahun 1990 –an kondisi budidaya rumput laut mengalami penurunan kuantitas akibat terjadinya penurunan kualitas air secara vluktuatif juga kondisi pasar pada saat itu yang masih belum stabil. Tetapi kondisi saat ini sudah berbanding terbalik, permasalahan yang dihadapi waktu itu telah menjadi pelajaran berharga dan menjadikan para masyarakat pesisir semakin peduli dengan sumberdaya laut yang dimiliki dan saat ini telah mulai kembali mengembangkan usaha budidaya rumput laut. Adapun alasan bangkitnya usaha rumput laut saat ini khususnya di Kabupaten Lombok Utara adalah permintaan yang cukup tinggi akan rumput laut dan produk olahan lainnya telah mendorong perluasan lahan budidaya maupun dalam teknik budidaya disamping itu komoditas rumput laut merupakan salah satu produk unggulan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Areal pemanfaatan komoditas rumput laut saat ini masih terbuka luas untuk dikembangkan di beberapa kawasan mulai dari Kecamatan Pemenang sampai dengan Kecamatan Bayan, perlu juga diketahui perairan Kabupaten Lombok Utara memiliki perairan yang masih cukup baik dan terhindar dari pencemaran sekaligus merupakan perairan karang berpasir dengan ditumbuhi jenis karang-karang lunak dan lamun, ini menandakan arus di perairan Kabupaten Lombok Utara cukup baik sebagai habitat rumput laut yang membutuhkan perairan yang kondisinya cocok untuk kehidupannya.
Potensi kelautan yang beragam yang ada terutama sumberdaya alam yang dimiliki Kabupaten Lombok Utara merupakan aset yang sangat berharga yang perlu disyukuri dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Sumberdaya hayati di kawasan pesisir dan laut yang memiliki nilai tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung diversifikasi bahan pangan, selain untuk mendukung pengadaan bahan baku industri. Pemahaman yang terhadap arti penting rumput laut sebagai bahan pangan bergizi tinggi maupun sebagai bahan baku industri kosmetik menjadikan sumberdaya ini sebagai salah satu alternatif usaha masyarakat pesisir yang perlu untuk dikembangkan melalui kegiatan lokal berbasis masyrakat (local-society based). Budidaya rumput laut yang sudah dilakukan di Kabupaten Lombok Utara untuk saat ini masih sangat terbatas, karena disamping opportunity cost yang dimiliki masih rendah juga sarana dan prasarana usaha yang masih sangat terbatas. Budidaya yang saat ini berkembang masih di dominasi dengan pola tradisional. Padahal mengingat nilai ekonomis yang besar seharusnya mendorong untuk meningkatkan pengelolaan budidaya rumput laut lebih besar dan modern. Usaha budidaya laut maupun budidaya air tawar perlu dioptimalkan pengembangannya termasuk peningkatan kualitas sumberdaya manusianya oleh seluruh stakeholder. Hal ini perlu dioptimalkan karena sampai saat ini stock bibit maupun induk masih disuplay dari Kabupaten Lombok Barat termasuk pakan menjadi inpeck point yang perlu diupayakan pemecahan masalahnya. Sebagaimana diketahui dalam usaha budidaya 60-70 % cost ada pada pakan.
Sementara itu dalam kegiatan usaha penangkapan masih didomininasi oleh kelompok nelayan sambilan utama dengan tingkat penerapan teknologi serta alat tradisional, meskipun demikian produksi hasil tangkapan di beberapa kelompok nelayan seperti kelompok Teluk Macan Cina bisa mencapai 15 ton/bln. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok nelayan saat ini disamping sarana dan prasarana peralatan penangkapan yang minim/tradisional juga masalah stock es batu karena saat ini untuk es batu masih bergantung suplay dari kota mataram/Lombok Barat. Kondisi ini perlu diupayakan pabrik es juga PPI sehingga penangan pasca panen tidak menjadi kendala yang berkelanjutan.
Dalam kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil usaha perikanan, permasalahan yang dihadapi tidak jauh beda dengan usaha lainnya yaituopportunity cost yang masih rendah termasuk sarana pengolahan yang dimiliki masih relatif  minim, sebagai salah satu contoh pada kegiatan usaha pemindangan ikan tongkol peralatan yang dimiliki sangat terbatas disamping masalah cuaca pada musim hujan sering sekali menjadi kendala dalam usaha ini, untuk usaha pemindangan ikan tongkol rata-rata ikan yang diolah mencapai 200 – 2000 ekor/orang, mulai bulan September sampai dengan Desember  produksi mengalami peningkatan, sementara itu pada bulan Maret kegiatan aktifitas pemindangan sangat sedikit, hal ini disebabkan bahan baku sangat minim akibat hasil tangkapan yang kurang karena masuknya musim barat. Dari segi ekonomi yaitu pemasaran tidak menjadi kendala karena hampir semua unit pengolahan telah memiliki pelanggan. Dengan demikian masalah pemasaran tidak terlalu menjadi kendala dalam kegiatan usaha perikanan khusunya dalam kegiatan penangkapan dan pengolahan. Sementara itu dari aspek sosial telah menumbuhkan semangat kerjasama dan berkelompok sehingga terbinanya semangat kebersamaan dan saling tolong menolong dalam upaya penigkatan ekonomi keluarga termasuk terjalinnya hubungan kerjasama antar daerah kabupaten/kota. Meskipun aspek teknis, ekonomi, sosial budaya sudah mulai tumbuh dan berkembang di masyarakat, pelaku utama maupun pelaku usaha, tetapi kondisi ini perlu ditindak lanjuti lebih optimal dengan arah kebijan dan program yang lebih mendasar dengan tetap melihat setiap inpeck point pada pelaku utama secara sistematis dan terintegrasi serta berkelanjutan yang berasaskan pola kemitraan dari hulu sampai dengan hilir.
1.2. Perumusan Masalah
Penelusuran masalah dalam periode ini dilakukan melalui analisa SWOT, dengan harapan ditemukan rumusan pemecahan masalah secara hirarki dan kongkrit yang dihadapi pelaku utama atau pelaku usaha perikanan dalam setiap pelaksanaan kegiatan usahanya.
  1. Steangths ( Kekuatan)
Ø      Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang cukup baik untuk dikembangkan.
Ø      Berkembangnya kegiatan usaha perikanan (aspek teknis, ekonomi dan sosial)
Ø      Akses jalan (transportasi) sudah cukup baik.
Ø      Tersebarnya masyarakat di wilayah pesisir.
Ø      Oseanografi, morfologi pantai dan panjang garis pantai cukup cukup mendukung dalam pengembangan usaha perikanan lokal berbasis masyarakat  (local-sociaty based).
B.  Weaknesses (Kelemahan)
Ø      Opportunities cost yang yang dimiliki oleh sebagian besar pelaku utama masih relatif rendah.
Ø      Sarana dan prasarana dalam sektor kelautan yang masih rendah.
Ø      Program pengembangan kawasan perikanan dari hulu sampai hilir masih belum optimal.
Ø      Pemahaman tentang nilai sumberdaya alam pada sebagian kelompok masyarakat nelayan masih rendah.
Ø      Karakter sebagian masyarakat perikanan yang masih berpikiran jangka pendek dan terkesan menunggu program pemerintah.
  1. Opportunities (Peluang)
Ø      Terbukanya kegiatan investasi usaha perikanan mulai dari usaha budidaya, penangkapan dan pengolahan.
Ø      Usaha perikanan dapat menjadi prime mover pembangunan ekonomi daerah.
Ø      Pengembangan usaha perikanan berbasis ekonomi lokal (local society-based).
Ø      Kegiatan mina bisnis  dan agrowisata bidang kelautan dan perikanan.
  1. Threats Analysis (Ancaman)
Ø      Sektor kelautan belum dijadikan arus utama (mainstream) dibandingkan sektor lainnya.
Ø      Pemanfaatan sumberdaya kelautan oleh berbagai bidang/sektor pembangunan.
Ø      Pemanfaatan bidang kelautan dan wilayah pesisir juga gugusan pulau masih dilihat dari segi ekonomi (keuntungan sesaat) oleh beberapa bidang lain yang memanfaatkannya tanpa melihat kelestarian sumberdaya alam (daya dukung lingkungan) sehingga rentan terjadi konflik dengan masyarakat lokal di wilayah pesisir.
Ø      Kebijakan pihak perbankkan dalam permodalan usaha perikanan masih sangat minim dibandingkan bidang pembangunan lainnya.
Ø      Pembangunan sektor kelautan dan perikanan masih dilihat dari segi peningkatan produksi (kesejahteraan ekonomi) dan sedikit sekali mempertimbangkan aspek pemberdayaan dan manajemen sehingga terkesan hanya mengejar target semata.
Ø      Pemanfaatan sumberdaya ikan pada masing-masing wilayah dengan aturan masing-masing akan rentan terjadi pematokan wilayah yang menyebabkan terjadinya gesekan pada lapisan bawah.

1.3  Tujuan
Ada beberapa hal yang menjadi tujuan dari kegiatan pemberdayaan dan gerakan pembangunan kelautan dan perikanan oleh PPTK di Kabupaten Lombok Utara ini adalah :
a.      Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi usaha perikanan terhadap pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan di Kabupaten Lombok Utara.
b.     Peningkatan pemberdayaan masyarakat khususnya pada wilayah baru.
c.      Peningkatan kemampuan teknis dan manajerial pokdakan secara berkesinambungan mengingat Kabupaten Lombok Utara merupakan daerah yang baru terbentuk.
d.     Peningkatan penerapan teknologi budidaya yang lebih sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembenihannya memenuhi standart CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik)  serta CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik) sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar dengan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas yang lebih terjamin.
e.      Mengembangkan pro job, pro poor, pro growt dan pro bussnes yang dilandasi penerapan teknologi yang efektif dan efisien melalui pengembangan pola hulu sampai dengan hilir (kemitraan/bankkable).
f.       Mewujudkan usaha bidang kelautan dan perikanan menjadi prime mover pembangunan perekonomian daerah.

II. RENCANA KERJA


Bulan :  Oktober  2010


No
Masalah
Kegiatan
Tujuan Kegiatan
Sasaran
Metode
Lokasi

Keterangan

1
2
3
4
5
6
7
8
1.
Masih rendahnya penerapan tentang manajemen keuangan pada usaha pengolahan ikan (pemindangan).
Pembinaan pelaku utama tentang pentingnya manajemen keuangan dalam usaha perikanan (pemindangan).
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pelaku utama tentang manajemen keuangan dalam upaya mengoptimalkan produktivitas usaha pengolahan.
10 orang pelaku utama pada kelompok pengolahan ikan (pemindangan) Dusun Teluk Borok, Desa Malaka, Kec. Pemenang.
§      Diskusi
§      Praktek
Rumah salah satu pelaku utama Dusun Teluk Borok, Desa Malaka, Kec. Pemenang (Ibu Nurhasanah).
200-2000 ekor ikan Tongkol yang diolah menjadi Pindang per orang dengan rata-rata 200 keranjang/orang.

2.
Masih rendahnya opportunity cost yang dimiliki oleh pelaku utama
Pembinaan pelaku utama tentang skem kredit UMKM KP yang dapat diakses sebagai alternatif mengatasi opportunity cost yang masih rendah tersebut.
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pelaku utama tentang akses pada lembaga permodalan
5 orang pengurus Kelompok Nelayan Sejahtera Bersama
§      Ceramah
§      Diskusi
Rumah Ketua Kelompok “Naseeb”, Dusun Nipah, Desa Malaka
Agunan menjadi salah satu masalah mendasar bagi sebagian besar masyarakat di wilayah pesisir (nelayan).

3.
Rendahnya manajemen lingkungan dan penanganan hama dan penyakit ikan.
Penerapan bioteknologi dengan pemanfaatan tanaman tradisional sebagai alternatif mengatasi penyakit dalam kegiatan usaha budidaya ikan.
Publikasi dan alih teknologi tentang manajemen lingkungan dan pemanfaatan tanaman tradisional sebagai obat dalam mengatasi penyakit pada ikan.


10 orang pelaku utama pada kelompok pembudidaya ikan Lele dan Ikan Nila Desa Bentek
§      Ceramah
§      Prakek
§      Diskusi
Balai Kelompok Sinar Jagat, Desa Bentek

4.
Penanganan hasil tangkapan yang berkaitan dengan masalah food sefty, karena masih minimnya dan stock es yang masih disuplay dari luar Kab. Lombok Utara (Mataram & Lombok Barata)
Pembinaan kelompok tentang penanganan hasil tangkapan yang berkaitan dengan penanganan food sefty produk hasil tangkapan.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku utama tentang penanganan hasil tangkapan yang berkaitan dengan food sefty dan kualitas hasil tangkapan.
5 orang pengurus kelompok Teluk Macan Cina
§      Diskusi
Rumah Ketua Kelompok Teluk Macan Cina Desa Tampes
Produksi rata-rata mencapai 15 ton/bln (data diperoleh dari informasi Ketua kelompok atas nama Pak Masri).


                                   Mengetahui,

Kepala Dinas Kelautan Perikanan
Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Lombok Utara



Ir. Hermanto
Pembina (IV/a)
NIP. 19661115 199603 1 004

Tanjung,  31 Oktober 2010

Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK)
Kabupaten Lombok Utara



M.Taufik Urrahman,S.St.Pi
















III. PELAKSANAAN


Bulan : Oktober  2010


No
Hari/Tanggal
Tempat/Lokasi
Kegiatan

Ket
Nama

Tujuan

Materi Pokok
Hasil/Capaian
1
2
3
4
5
6
7
8
1.
Jum,at,
1/10/2010
s/d
Sabtu
2/10/2010
Kelompok Buyuk Indah
Monev kegiatan usaha budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii)
·      Mengetahui  kegiatan produktivitas usaha budidaya rumput laut.
·      Tingkat pertumbuhan dan kendala yang dihadapi pelaku utama.
·   Cara mengatasi hama dan penyakit rumput laut (mikro dan makro).
·   Teknik penanaman.
·   Masalah penyakit ice-ice dan bulu kucing sudah tidak menjadi kendala dalam kegiatan usaha budidaya dalam periode ini.
·   Kuantitas saran budidaya menjadi permasalah yang masih ada sampai periode ini, sehingga pengembangan rumput laut menjadi terhambat meskipun telah diupayakan melalui swadaya sehingga produktivitas usaha terkesan seadanya.


2.
Senin,
4/10/2010
§   Kelompok pengolahan ikan (pemindangan)
Sosisalisasi Skem Kredit UMKMKP (KUR & KKPE)
·      Meningkatkan pengetahuan pelaku utama tentang manfaat program skem Kredit UMKMKP.
·      Pelaku utama mampu melakukan akses kredit secara pribadi/kelompok di bank yang telah ditunjuk oleh pemerintah.
·      Solusi alternatif mengatasi opportunities cost yang rendah yang dimiliki pelaku utama.
·      Mengembangkan kelompok yang bankable.

·      Pengenalan maksud dan tujuan skem kredit UMKMKP dari pemerintah.
·      Persyaratan dalam mengajukan kredit.
·      Manfaat berkelompok dalam menjawab opportunities cost yang masih rendah.


·   Bertambahnya pemahaman pelaku utama tentang akses permodalan pada lembaga permodalan pemerintah.
·   Permasalahan agunan salah satu kendala yang dihadapi oleh pelaku utama.
·   Akses kredit masih dilakakukan secara pribadi oleh pelaku utama.
·   Tingkat penerapan bunga oleh bank bagi usaha perikanan tingkat pemula masih dirasakan menjadi beban oleh pelaku utama.


3.
Selasa,
5/10/2010
§    Klp Karya Bersama Karang Atas
Survey kegiatan usaha budidaya rumput laut.
·      Mengetahui permasalahan yang dihadapi selama melaksanakan kegiatan budidaya rumput laut.
·      Tingkat produktivitas dan kendala yang dihadapi pelaku utama.
·   Kondisi usaha budidaya rumput laut.
·   Hama dan penyakit (mikro dan makro)
·   Masalah penyakit ice-ice menjadi kendala dalam kegiatan usaha budidaya disamping adanya ikan predator.
·   Hama makro seperti penyu masih dijumpai di lokasi budidaya.
·   Akibat Hama mikro dan makro, menyebabkan hasil budidaya mengalami kegagalan panen.

Lokasi ini merupakan lokasi baru, dengan sarana produksi yang masih rendah.
4.
Rabu,
6/10/2010
Kamis,
7/10/2010
Pantai Buyuk Indah, Dusun Kandang Kaok, Desa Tanjung.
Monitoring transplantasi terumbu karang (coral reef) dengan metode piramid
·      Mengetahui kondisi terumbu karang yang sudah di transplantasi pada pyramid.
·      Meningkatkan fungsi pengawasan sekaligus perawatan oleh kelompok.


·  Pembersihan terumbu karang
·  Mengganti terumbu karang yang rusak/mati
·  Laju pertumbuhan terumbu karang.

·   Kegiatan dapat diselesaikan dengan baik, dengan melibatkan kelompok transplantasi Kelompok Karya Lestari, Dusun Kandang Kaok, Desa Tanjung.
·   Bertambahnya tingkat pengetahuan dan keperdulian kelompok terhadap ekosistem terumbu karang.
·   Kegiatan transplantasi terumbu karang sistem piramid ini, cukup mengalami pertumbuhan yang baik, dengan tidak ditemukannya kematian/pemutihan karang pada lokasi transplantasi.

Kegiatan Terlampir
5.
Jum’at
8/10/2010
s/d
Sabtu,
9/10/2010
Kelompok Teluk Macan Cina, ampes Kayangan
·      Monev kegiatan kelompok nelayan
·     Identivikasi permasalahan penanganan pasca panen/tangkap.
·     Menigkatkan pengetahuan nelayann tentang penanganan hasil tangkapan (food sefty)

·     Packing hasil tangkapan
·     Food sefty
·     Pengangkutan
·   Keterampilan anggota kelompok tentang teknik pengepakan ikan sudah dipahami dengan baik.
·   Keamanan produk perikanan sudah cukup baik, yang berkaitan dengan kualitas ikan yang dipasarkan.
Produksi rata-rata 15 ton/bln.
Stock es batu salah satu kendala yang ditemukan disamping fasilitas (PPI) belum ada sehingga bongkar dan transaksi dilakukan di pinggir dengan saran seadanya

6.
Senin,
11/10/2010
Kelompok Bahari Lestari
Monev kegiatan usaha budidaya rumput laut (Eucheuma cottonii)
·      Mengetahui  kegiatan produktivitas usaha budidaya rumput laut.
·      Tingkat pertumbuhan dan kendala yang dihadapi pelaku utama.
·   Cara mengatasi hama dan penyakit rumput laut (mikro dan makro).
·   Teknik penanaman.
·   Masalah penyakit ice-ice dan bulu kucing sudah tidak menjadi kendala dalam kegiatan usaha budidaya dalam periode ini.
·   Kuantitas saran budidaya menjadi permasalah yang masih ada sampai periode ini, sehingga pengembangan rumput laut menjadi terhambat meskipun telah diupayakan melalui swadaya sehingga produktivitas usaha terkesan seadanya.


7.
Selasa,
12/10/2010
Rabu,
12/10/2010
Kantor Bid. Kelautan dan Perikanan
Pembuatan Proposal Usaha budidaya rumput laut metode long line dan bidang penangkapan
·     Mengajukan permohanan dana bantuan dalam pengembangan budidaya rumput laut di perairan Lombok Utara.
·     Mengharapkan dukungan dana pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, mendukung dalam kegiatan usaha penangkapan.
·     Pengajuan Proposal Usaha Budidaya Rumput Laut yang berbasis masyarakat lokal (local-society based) di Lombok Utara.
·     Proposal kegiatan usaha penangkapan di perairan Lombok Utara.
·   Proposal dapat di selesaikan dengan baik.
·   Besar harapan pihak Kementeria Kelautan dan Perikanan RI, memperhatikan pengembangan perikanan Lombok Utara pada masa-masa yang akan datang, baik kualitas mapun kuantitas program bagi kabupaten Lombok Utara yang baru berumur satu tahun.


8.
Kamis,
13/10/2010
Klp. Kerujuk
Sosialisasi Skem Kredit UMKMKP (KUR)
·     Menginformasikan Skem Kredit UMKMKP yang dapat diakses untuk pengutan modal usaha.
·     Pelaku utama memahami mekanisme dan bank tempat mengajukan kredit.
·     Meningkatnya modal usaha yang pelaku utama.
·     Latar Belakang program Skem Kredit oleh pemerintah.
·     Pola Perkreditan.
·     Persyaratan Kredit
·     Bank mitra yang ditunjuk oleh pemerintah.
·   Pelaku utama telah memahami pola dan persyaratan kredit.
·   Masalah agunan menjadi masalah mendasar, karena pihak bank tetap menerapkan aturan seperti kredit komersial.
·   Kredit yang diakses untuk saat ini oleh anggota kelompok baru bersumber dari BUMDES.

Perlu dioptimalkan dan diberdayakan lebih optimal wilayah Kerja Bank Pesisir yang ada di Lombok Barat,untuk bisa mengakomodir masyarakat Lombok utara.

9.
Jum’at
15/10/2010
Kelompok Sinar Jagat
Survey Kondisi Usaha budidaya Nila
·     Mengetahui inpeck poit pada kelompok.
·     Tingat produktivitas usaha
·     Penerapan CBIB dan CPIB dalam usaha budidaya.
·     Kualitas dan populasi Induk Ikan.
·     Vaksinisasi dalam usaha budidaya.
·     Bio diversity pada areal budidaya.
·     Penggunaan bahan pro biotic dalam mengatasi penyakit ikan.
·   Populasi dan kualitas induk ikan masih sangat terbatas.
·   Kegiatan vaksinisasi belum dilaksanakan.
·   Bio diversity pada areal budidaya belum ada.
·   Penanganan hama dan penyakit ikan masih rendah.
·   Opportunities cost menjadi kendala utama dalam pengembangan usaha.


10.
Sabtu,
16/10/2010
Pokdakan Sabik Jengkel
Survey Kondisi Usaha budidaya Nila
·     Mengetahui inpeck poit pada kelompok.
·     Tingat produktivitas usaha
·     Penerapan CBIB dan CPIB dalam usaha budidaya.
·     Kualitas dan populasi Induk Ikan.
·     Vaksinisasi dalam usaha budidaya.
·     Bio diversity pada areal budidaya.
·     Penggunaan bahan pro biotic dalam mengatasi penyakit ikan.
·   Populasi dan kualitas induk ikan masih sangat terbatas.
·   Kegiatan vaksinisasi belum dilaksanakan.
·   Bio diversity pada areal budidaya belum ada.
·   Penanganan hama dan penyakit ikan masih rendah.
·   Opportunities cost menjadi kendala utama dalam pengembangan usaha.


11.
Senin,
18/10/2010
Kelompok Parian
Monitoring usaha sate ikan
·     Diversifikasi produk perikanan
·     Food sefty
·     Jaminan keamanan pangan
·     Kualitas produk
·     Peningkatan nilai jual hasil olahan (sate ikan)
·   Kemampuan dan keterampilan pelaku utama dalam pengolahan dan pemasaran hasil usaha perikanan cukup baik.
·   Bertambahnya pengetahuan pelaku utama tentang food sefty
Perlu diupayakan sebagai produk hasil olahan khas Lombok Utara dan pengembangan usaha wisata kuliner.
12.
Selasa,
19/10/2010
Kelompok Bengkunis
Monitoring usaha sate ikan
·     Diversifikasi produk perikanan
·     Food sefty
·     Jaminan keamanan pangan
·     Kualitas produk
·     Peningkatan nilai jual hasil olahan (sate ikan)
·   Kemampuan dan keterampilan pelaku utama dalam pengolahan dan pemasaran hasil usaha perikanan cukup baik.
·   Bertambahnya pengetahuan pelaku utama tentang food sefty.


13.
Rabu,
20/10/2010
Kamis
21/10/2010
Pokmaswas LMNLU
Pembinaan kelompok tentang pembuatan program kerja dan administrasi kelompok
·     Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok pokmaswas tentang program kerja dan administrasi kelompok
·     Kerangka kerja jngka pendek, menengah dan panjang.
·     Buku notulen rapat
·     Buku kas kelompok
·   Pengetahuan dan keterampilan kelompok sukup baik dan semakin bertambah.
·   Administrasi dalam kelompok telah berjalan cukup baik.
Perlu ada indentitas khusus bagi pokmaswas, agar kapasitas dan akuntabilitasnya di lapangan lebih optmal.

14.
Jum’at
22/10/2010
s/d
Sabtu,
23/10/2010
Pokmaswas Sadar Lingkungan
Pembinaan tentang peran dan tanggung jawab pokmaswas dalam pengawasan SDI
·     Meningkatnya pemahaman pokmasawas tentang peran dan tanggung jawab pokmaswas dalam pengawasan SDI
·     Sosialisasi UU No.27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan WP3K
·     Kepmen No.06 Tahun 2010 tentang penggunaan alat penangkapan  ikan di wil. Pengelolaan Negara RI.
·   Pengetahuan dan pemahaman tentang fungsi dan tanggung jawab pokmaswas meningkat.
·   Keperdulian terhadap SDI cukup baik.

15.
Senin,
25/10/2010
Kelompok nelayan Naseeb
Sosialisasi Undang-undang dan Kepmen No.06 tahun 2010
·     Meningkatnya pemahaman nelayan penggunaan alat  penangkapan ikan
·     Sosialisasi UU No.27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan WP3K
·     Kepmen No.06 Tahun 2010 tentang penggunaan alat penangkapan  ikan di wil. Pengelolaan Negara RI.
·   Bertambahnya pengetahuan nelayan tentang jenis dan spesifikasi alat penangkapan ikan yang tidak diperbolahkan di wil. Pengelolaan Negara RI

16.
Selasa,
26/10/2010
Pokdakan Teluk Macan Cina
Sosialisasi Undang-undang dan Kepmen No.06 tahun 2010
·     Meningkatnya pemahaman nelayan penggunaan alat  penangkapan ikan
·     Sosialisasi UU No.27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan WP3K
·     Kepmen No.06 Tahun 2010 tentang penggunaan alat penangkapan  ikan di wil. Pengelolaan Negara RI.
·   Bertambahnya pengetahuan nelayan tentang jenis dan spesifikasi alat penangkapan ikan yang tidak diperbolahkan di wil. Pengelolaan Negara RI


17.
Rabu,
27/10/2010
Pelaku utama nelayan Penyambuan
Sosialisasi Undang-undang dan Kepmen No.06 tahun 2010
·     Meningkatnya pemahaman nelayan penggunaan alat  penangkapan ikan
·     Sosialisasi UU No.27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan WP3K
·     Kepmen No.06 Tahun 2010 tentang penggunaan alat penangkapan  ikan di wil. Pengelolaan Negara RI.
·      
·   Bertambahnya pengetahuan nelayan tentang jenis dan spesifikasi alat penangkapan ikan yang tidak diperbolahkan di wil. Pengelolaan Negara RI

18.
Kamis,
28/10/2010

Pokdakan Karamba
Teknik budidaya ikan pada Karamba
·     Meningkatnya kemampuan teknik budidaya pelaku utama dengn menggunakan system karam
·     Pemilihan bibit
·     Manajemen Pakan
·   Bertambahnya pengetahuan pembudidaya ikan tentang teknik budidaya ikan pembesaran nila pada keramba.

Kelompok tk.pemula
19
Jum’at
29/10/2010
Pokdakan Karamba
Teknik budidaya ikan pada Karamba
·     Meningkatnya kemampuan teknik budidaya pelaku utama dengn menggunakan system karam
·     Hama dan Penyakit ikan
·     Manajemen lingkungan
·     Pasca Panen
·     Pemasaran
·   Bertambahnya pengetahuan pembudidaya ikan tentang teknik budidaya ikan pembesaran nila pada keramba dan penanganan penyakit.

Kelompok tk.pemula
11.
Sabtu,
30/10/2010
Kantor Bidang Kelautan dan Perikanan
Koordinasi penyusunan laporan Triwulan tahun 2010
·      Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan penyuluhan.
·      Menyusun kerangka kegiatan penyuluhan yang berbasis masyarakat yang menjadikan pemberdayaan pelaku utama menjadi sebuah gerakan terpadu.
·      Kendala dan permasalahan dalam pemberdayaan pelaku utama dan pemanfaatan SDA KP menjadi inpeck point.
·      Pelaporan PPTK
·      Permasalahan dalam penyusunan laporan dikoordinasikan dengan pihak terkait.
·      Pelaporan dapat menjadi bahan informasi  bagi pihak terkait.



                        Mengetahui,

Kepala Dinas Kelautan Perikanan
Pertanian dan Kehutanan Kabupaten       Lombok Utara


Ir. Hermanto
Pembina (IV/a)
NIP. 19661115 199603 1 004

Tanjung,  31 Oktober  2010

Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK)
Kabupaten Lombok Utara




    M.Taufik Urrahman,S.St.Pi


 
IV. PEMBAHASAN



4.1. Hasil/Capaian

Kabupaten Lombok Utara Yang baru terbentuk memiliki peluang sekaligus tantangan dalam mengembangkan usaha perikanan. Sebagai kabupaten baru dengan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang cukup potensial untuk dikembangkan, perlu diupayakan pengelolaan dan pemanfaatannya oleh semua steackholder terkait  secara terencana dan terintegrasi. Untuk mencapai dan mengoptimalkan hal tersebut, diperlukan personil (SDM) yang cukup dan profisional disamping  dukungan sarana prasarana penunjang kegiatan usaha perikanan baik dari tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten Lombok Utara sendiri, termasuk dukungan dan peran masyarakat sangat dibutuhkan. Dengan adanya otonomi daerah menyebabkan  desentralisasi pembangunan, sudah saatnya masyarakat harus sebagai subyek pembangunan tidak lagi menjadi obyek. Melihat kondisi seperti ini, pembangunan kelautan dan perikanan harus dibangun berlandaskan kemitraan yang lebih luas. Upaya yang perlu dikembangkan, salah satunya adalah optimalisasi kegiatan penyuluhan yang terprogram baik menyangkut masalah tekhnis maupun non tekhnis oleh semua steackholder sesuai tingkatan dan tanggung jawab yang dibebankan. Diharapkan kegiatan kelautan dan perikanan kedepannya dapat menjadi prime mover dalam pembangunan daerah demi kesejahteraan masyarakat. Pendekatan  Triple Approach perlu ditambahkan juga dengan Pro bisnis/pengembangan minabisnis karena hal ini sangat mendasar dan mutlak untuk diberdayakan, sehingga pembangunan hulu sampai hilir akan menajdi satu kesatuan dalam setiap program dan kebijakan perikanan. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan strategi yaitu dengan menentukan produk unggulan dan skalaprioritas pengembangan termasuk penerapan tekhnologi, manajemen usaha serta pengutan kapasitas pokdakan pada setiapa kawasan pengembangan yaitu dengan pemutakhiran data best perikanan yang sesuai dengan kondisi real di lapangan.
Kegiatan penyuluhan yang sedang dan akan dilaksanakan oleh PPTK dalam periode ini, dalam rangka pemberdayaan pokdakan di Kabupaten Lombok Utara adalah sebuah proses yang membutuhkan kesabaran, keikhlasan, keuletan, kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan kemampuan tekhnis serta manajemen usaha yang berorientasikan pasar serta berwawasan lingkungan, untuk mencapai hal tersebut agar berdaya guna dan berdaya saing membutuhkan kesinergian  juga dukungan dari  pihak terkait.
Sebagai salah satu kabupaten baru, kegiatan usaha perikanan masih perlu penataan dan pengelolaan yang lebih intensif, berkaitan dengan hal tersebut dukungan sarana prasarana perikanan perlu diperhatikan dan harus sejalan dengan peningkatan produktivitas usaha perikanan.
Melihat kondisi ini, pengembangan kawasan kelautan dan perikanan perlu disinergikan dengan kegiatan pariwisata seperti kegiatan agro wisata, wisata kuliner, desa peisir dengan muatan lokalnya sangat perlu untuk dikembangkan, dimana kegiatan masyarakat pesisir dalam usaha perikanan dan konservasi sumberdaya alam harus dapat juga berkembang menjadi sebuah asset serta mempunyai nilai jual. Dengan demikian, kegiatan dibidang usaha perikanan dapat menjadi daya tarik tersendiri sekaligus obyek wisata lokal yang memeiliki nilai ekonomi. Disamping itu juga kekhawatiran sebagian masyarakat pesisir yang beranggapan bahwa pemanfaataan wilayah pesisir  hanya untuk hotel dan resort tidak menjadi hal yang menakutkan atau bahkan mematikan aktifitas masyarakat lokal di wilayah pesisir. Untuk itu besar harapan dengan kegiatan penyuluhan dan dukungan dari semua pihak serta berintegrasinya pihak terkait (lintas sektoral).
Publikasi/alih  tekhnologi, penguatan kapasitas pokdakan, manajemen usaha dan manajemen sumberdaya kelautan dan perikanan merupakan hal yang terus dioptimalkan pelaksanaannya dalam kegiatan penyuluhan oleh semua steackholder. Dengan harapan pengembangan kawasan sentra dan atau minapolitan benar - benar dapat terwujud dan berkelanjutan. Dengan memperhatikan setiap inpeck point pada pelaku utama, dapat mendorong serta meningkatkan produktifitas pelaku utama. Awiq-awiq yang telah terbentuk oleh masyarakat perlu dan terus diberdayakan termasuk  POKMASWAS sangat membantu menjaga sumberdaya hayati dan ekosistem laut pada masa-masa yang akan datang sehingga pembangunan perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan tercapai.
Kemampuan dan keterampilan pelaku utama sampai saat ini sudah mengalami peningkatan baik dari teknis maupun manajemen. Seperti pada kegiatan transplantasi terumbu karang, rata-rata kelompok yang terbentuk sudah memahami teknik transplantasi termasuk pada kegiatan budidaya dan pengolahan serta penangkapan. Tetapi meskipun dari aspek teknis sudah cukup menguasai termasuk dalam kesadaran dalam membentuk kelompok sebagai wadah kerjasama dan pembelajaran sudah baik juga, namun dalam masalah manajemen kelompok dan penguatan kapasitas pokdakan masih perlu dioptimalkan pemberdayaannya oleh seluruh stakeholder disamping itu perlu diupayakan setiap pembentukan kelompok harus dikukuhkan dan mutlak dilakukan oleh tiap kab/kota baik pada kelompok budidaya, penangkapan, pengolahan ataupun konservasi. Sikap kerjasama dan saling membantu dalam kelompok sudah terbangun dengan cukup baik, sehingga dari aspek sosial memiliki peranan yang sangat positif didalam menumbuhkembangkan semangat solidaritas dan kerjasama. Terbentuknya kelompok saat ini, sangat membantu dalam kegiatan penyuluhan sekaligus pembinaan kedepannya. Dari segi kuantitas hampir disetiap kawasan pengembangan telah terbentuk kelompok. Pada beberapa kelompok permasalahan sarana dan prasarana menyebabkan produktivias usaha sedikit mengalami permasalahan, sebagai salah satu contoh adalah stock es batu bagi nelayan masih terbatas termasuk sarana dan lokasi bongkar kapal masih di tempat sembarangan, hal ini disebabkan karena seperti es batu masih di suplay dari kota mataram atau Lombok Barat sementara untuk bongkar kapal masih dilakukan di pinggir pantai, kondisi ini akan berpengaruh terhadap kualitas produk perikanan. Untuk itu pabrik es dan PPI menjadi solusi yang perlu diupayakan pada masa-masa akan datang.  Kabupaten Lombok Utara yang sebagian masyarakatnya masih menggantungkan ekonominya dari pemanfaatan sudmberdaya ikan, memiliki keperdulian dan kesadaran terhadap ekosistem dan kelestarian sumberdaya laut dan hampir pada setiap desa memiliki apa yang disebut Awiq-awiq Desa. Disadari ataupun tidak, kegiatan bidang kelautan dan perikanan di Kabupaten Lombok Utara bisa dikatakan penataan awal didalam mengembangkan pembangunan dan pemanfaatan sumberdaya kelautam dan perikanan, meskipun demikian karena peran aktif dan adanya keinginan kuat dari pelaku utama hal tersebut  sedikit bisa teratasi, untuk itu dukungan dan peran aktif seluruh stakeholder sangatlah mutlak untuk diberdayakan.
Sebagaimana diketahui bahwa laut tidak hanya diartikan sebagai perikanan termasuk kondisi di wilayah Lombok Utara, berbagai bidang lintas sektoral berkembang didalam pemanfaatnya seperti pariwisata dan transportasi. Bertolak dari kondisi ini, besar harapan dari pelaku utama mengharapkan adanya komunikasi dan kerjasama antar pihak terkait, agar pemanfaatan sumberdaya laut dan wilayah pesisir termasuk gugusan pulau tidak mematikan aktifitas masyarakat lokal di wilayah pesisir akibat adanya pembagunan hotel-hotel atau resort, terutama permasalahan akses jalan dan tidak diperbolehkannya ada aktifitas di depan hotel oleh pihak investor perlu mendapat perhatian khususnya oleh pihak terkait di tingkat pusat, provinsi dan kab/kotapada dengan harapan adanya simbiosis mutualisme atas pemanfaatan sumberdaya laut oleh sektor usaha tersebut.

4.2. Kesimpulan
Selama Kegiatan penyuluhan pada periode ini, dalam rangka menjawab tujuan yang akan dicapai,dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a.      Membuat pilot projeck usaha perikanan dari, oleh dan untuk masyarakat/pelaku utama yang dipasilitasi oleh pemerintah, BUMN dan pihak terkait   yang memiliki minat dan motivasi usaha yang tinggi  di bidang perikanan.
b.      Mencari informasi pasar seluas-luasnya dengan terus meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas produksi usaha perikanan dengan meningkatkan penguasaan tekhnologi maupun manajemen usaha perikanan.
c.       Meyakinkan pada pihak perBankkan, bahwa usaha perikanan dapat tumbuh dan berkembang baik, dengan penguasaan/penerapan teknologi sesuai standart yang dianjurkan, peluang pasar yang berwawasan lingkungan.
d.     Melakukan analisa usaha secara baik sesuai potensi, komoditas, kebutuhan usaha, penguasaan tekhnologi, sosek masyarakat, produksi dan peluang pasar termasuk sarana prasarana dan inprastruktur secara bijak dan profisional.
e.      Optimalisasi penyuluhan oleh semua stackeholder juga oleh PPTK secara intensif dan terencana sehingga kegiatan yang dilaksanakan berdampak .
f.        Ditanamkan pada diri pokdakan untuk melakukan pencatatan dan pelaporan yang dibina dan diawasi secara kontinyu oleh instansi terkait dan penyuluh,sehingga pembinaan dan pengawasan akan lebih mudah untuk mengetahui perkembangan kegiatan usaha perikanan oleh pokdakan/pelaku usaha.

4.3. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang telah disepakati antara PPTK dan Pokdakan dalam kegiatan penuluhan dan dimungkinkan untuk dilaksanakan, adalah sebagai berikut:
a.      Intensitas penyuluhan terus ditingkatkan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati oleh PPTK dan Pokdakan,serta apabila terjadi perubahan akan dikonfirmasikan oleh kedua belah pihak.
b.      Intensifikasi dalam kegiatan budidaya rumput laut.
c.       Memperbaiki pengelolaan administrasi non keuangan kelompok.
d.     Sosialisasi penerapan CBIB dan CPIB secara bertahap dan berkelanjutan.
e.      PPTK  menginformasikan  sekaligus mempasilitasi kelompok apabila memiliki minat untuk mengakses modal di lembaga permodalan pemerintah.





















V. PENUTUP

Demikian laporan triwulan  ini disusun dalam rangka pendampingan dan penyuluhan bagi pokdakan di Kabupaten Lombok Utara oleh PPTK, diharapakan laporan ini dapat menjadi bahan evaluasi dan koreksi bagi kegiatan dan program yang telah, sedang dan akan dilaksanakan pada masa yang akan datang.
PPTK menyadari laporan ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu PPTK mohon maaf atas segala kekurangan yang dilaporkan.  Besar harapan kritik dan saran yang membangun dan konstruktif sangat PPTK harapkan sehingga kegiatan penyuluhan  kedepannya akan lebih baik dan terintegrasi demi terwujudnya cita-cita Kemnterian Kelautan Perikanan yang menjadikan Indonesia penghasil produk perikanan terbesar dunia tahun 2015 ysng mandiri dan Berdaya Saing serta Berwawasan Lingkungan.
Atas perhatian, dukungan dan kerjasamanya, diucapkan terima kasih.